Sejarah Awal Grace Community Medan (GCM)


Grace Community Medan (GCM) dimulai dengan terbentuknya kelompok Ekklesia, sebuah kelompok komunitas Bible Study yang dipimpin oleh Elyas Zulkifli. Beliau adalah seorang Murtadin sekaligus dipercayakan sebagai penerjemah Alkitab yang berlisensi dari salah satu lembaga penerjemahan Alkitab resmi di dunia yaitu Pioneer Bible Translators.
Pertemuan dilakukan setiap hari Senin malam di daerah Cinta Damai, Medan Helvetia. Pertemuan Ekklesia diisi dengan Bible Study dengan memegang prinsip bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam kehidupan orang Kristen. Alkitab harus lebih tinggi dari ajaran, doktrin atau dogma gereja. Apa yang disampaikan oleh penulis Alkitab merupakan hal mutlak yang harus dipahami oleh para pembaca. Penulis Alkitab merupakan satu-satunya yang bisa mengontrol maksud dan tujuan tulisannya, bukan pembaca, bukan denominasi, bukan theolog atau hamba Tuhan karena pemahaman seseorang selalu berangkat dari STT atau denominasi gereja dimana dia belajar dan bertumbuh.
Seseorang yang berasal dari STT atau gereja yang berdenominasi Baptis akan menyampaikan apa yang dipelajari berdasarkan theology sistematika Baptis. Begitu juga dengan seseorang yang berasal dari STT atau gereja yang berdenominasi Karismatik/Pentakosta akan menyampaikan dan mengajarkan apa yang dipelajarinya berdasarkan theology sistematika Karismatik/Pentakosta. Sama halnya dengan orang-orang yang berasal dari STT atau gereja yang berdenominasi Lutheran, Calvinis, Methodist, Advent, Mesianic, Katholik, Orthodox akan menyampaikan apa yang dipelajarinya berdasarkan theology sistematika denominasi masing-masing. Akibatnya, interpretasi dan penafsiran untuk 1 ayat Alkitab bisa berbeda-beda tergantung denominasi. Maka dari itu, kelompok Oikia tidak mau menganut ajaran denominasi tertentu tetapi berpegang pada apa yang tertulis dalam Alkitab.
